Memandang Layar

need to be written

Minggu, 16 Januari 2011

Saat Ini

Hujan masih menyimpan bau debu, jauh di setiap rintiknya menyentuh tanah

Itu saat aku paling merindui kata “selamat pagi” dari mulutmu

Kalimat sederhana yang menandakan aku tak mengalami hari ini sendiri


“Mari sarapan” lanjutmu sambil berhenti di depan hatiku

Sibuk tersenyum dan mengetuk

Namun sayang, aku tidur sangat larut

Tak punya cukup tenaga untuk menuju pintu dan menyaut


Namun, belum jauh “Makan siang, mungkin” ucapmu dalam hati

Namun tetap, kita punya mimpi sendiri-sendiri

Di mana kata Tempat singgah dan persimpangan itu belum sempat ada


Marilah, aku menyisakan tempat duduk di teras rumahku

Walau terkadang tak sempat bicara berdua

Paling tidak kita tahu

Tempat itu akan selamanya di situ dan untukmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar