Hujan masih menyimpan bau debu, jauh di setiap rintiknya menyentuh tanah
Itu saat aku paling merindui kata “selamat pagi” dari mulutmu
Kalimat sederhana yang menandakan aku tak mengalami hari ini sendiri
“Mari sarapan” lanjutmu sambil berhenti di depan hatiku
Sibuk tersenyum dan mengetuk
Namun sayang, aku tidur sangat larut
Tak punya cukup tenaga untuk menuju pintu dan menyaut
Namun, belum jauh “Makan siang, mungkin” ucapmu dalam hati
Namun tetap, kita punya mimpi sendiri-sendiri
Di mana kata Tempat singgah dan persimpangan itu belum sempat ada
Marilah, aku menyisakan tempat duduk di teras rumahku
Walau terkadang tak sempat bicara berdua
Paling tidak kita tahu
Tempat itu akan selamanya di situ dan untukmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar